Fakultas Teknik
Teknik Lingkungan
Uninersitas Sumatera Utara
EKOSISTEM AIR DI
DANAU TOBA
Latar
Belakang
Danau Toba yang merupakan suatu
ekosistem air telah banyak mengalami perubahan terutama akibat dari berbagai
aktivitas manusia yang terdapat di sekitarnya.
Gambar. Alat-alat transportasi di Danau Toba
Gambar. Pengunjung wisata yang berlibur di Danau Toba
Danau ini merupakan sumber daya air yang
mempunyai nilai yang sangat penting ditinjau dari fungsi ekologi, hidrologi
serta fungsi ekonomi. Hal ini berkaitan dengan fungsi Danau Toba sebagai
habitat berbagai jenis organisme air, sebagai sumber air minum bagi masyarakat
sekitarnya, sebagai sumber air untuk kegiatan pertanian dan budi daya perikanan
serta untuk menunjang berbagai jenis industri, seperti kebutuhan air untuk
industri pembangkit listrik Sigura-gura dan Asahan. Tak kalah pentingnya adalah
fungsi Danau Toba sebagai kawasan wisata yang sudah terkenal ke mancanegara dan
sangat potensial untuk pengembangan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Utara. Kualitas
air di danau toba pun dari tahun ketahun mengalami penurunan yang sangat
drastis.
Kasus
Permasalahan
utama yang dialami ekosistem Danau Toba terutama adalah penurunan kualitas air
sebagai akibat dari berbagai limbah yang dibuang ke dalam danau sehingga menimbulkan
pencemaran, seperti limbah domestik/perhotelan, limbah pertanian, limbah dari
budidaya perikanan di dalam jaring apung, serta limbah minyak yang berasal dari
aktivitas transportasi air. Hal ini terutama dapat dilihat di kawasan sekitar
Parapat, Haranggaol, Balige, dan Tongging. Selain itu terjadi perusakan kawasan
hutan, berupa penebangan hutan untuk berbagai keperluan di sekitar danau yang menyebabkan terjadinya fluktuasi aliran
air yang masuk ke dalam danau serta terjadinya erosi dan peningkatan
sedimentasi.
Gambar 1. Penebangan hutan
Pemanfaatan Danau Toba sebagai tempat budidaya
ikan sistem jaring apung merupakan salah satu pemanfaatan perairan Danau Toba
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Akibat dari rendahnya pengelolaan yang
dilakukan serta perkembangan budidaya ikan sistem jaring apung yang sangat
pesat di Danau Toba
Gambar 2. Jaring apung
Pemanfaatan air Danau Toba yang sangat beragam
yaitu sebagai sumber air bersih bagi masyarakat sekitar, sebagai tempat
kegiatan penangkapan ikan dan budidaya ikan dalam keramba jaring apung,
kegiatan transportasi air, pariwisata, sebagai sumber air untuk pembangkit
listrik di daerah hilir, di satu sisi membutuhkan kualitas air danau yang baik
serta memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Sebaliknya Danau Toba juga
digunakan sebagai tempat membuang berbagai jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan
pertanian di sekitar kawasan Danau Toba, limbah domestik dari permukiman dan
perhotelan, limbah nutrisi dari sisa pakan ikan yang tidak habis dikonsumsi
oleh ikan yang dibudidayakan, limbah dari pariwisata dan transportasi air.
Apabila proses pencemaran terus berlanjut tanpa ada upaya-upaya untuk
meminimalkan pencemaran yang terjadi, maka beban ekosistem Danau Toba akan
semakin berat dan pada akhirnya akan merugikan semua pihak yang berkepentingan.
Secara kasat mata di beberapa kawasan Danau Toba kita sudah bisa melihat
tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan air terutama jenis eceng gondok yang telah
menutupi lapisan permukaan danau. Hal ini terjadi akibat proses eutrofikasi (pengayaharaan) yang merupakan suatu gejala peningkatan
unsur hara, terutama fosfor dan nitrogen di suatu ekosistem air. Unsur hara
tersebut terutama berasal dari limbah cair yang dibuang ke suatu ekosistem air
secara terus menerus sehingga terakumulasi dalam jumlah yang banyak.
Peningkatan unsur hara tersebut akan meningkatkan proses pertumbuhan berbagai
jenis tumbuhan air yang sangat cepat sehingga terjadi ledakan populasi vegetasi
yang sering disebut sebagai blooming. Biomassa dari vegetasi ini setelah mati akan
mengalami proses pembusukan/dekomposisi yang dilakukan oleh bakteri dan
berlangsung secara aerob, artinya proses tersebut membutuhkan ketersediaan
oksigen terlarut di dalam air. Akibat proses dekomposisi tersebut kandungan
oksigen terlarut akan semakin sedikit, bahkan apabila proses tersebut terus
berlangsung dapat menimbulkan kondisi anaerob karena kandungan oksigen terlarut
sudah sangat sedikit. Dalam kondisi tidak tersedia oksigen terlarut, proses
penguraian akan berjalan secara anaerob yang menghasilkan berbagai senyawa yang
bersifat toksik dan menimbulkan bau yang busuk. Bahaya potensial yang tidak
kalah pentingnya yang mengancam spesiesspesies asli di ekosistem Danau Toba
adalah masuknya spesies pendatang yang disebut sebagai spesies eksotis, baik
yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Meskipun spesies pendatang bukan
akibat dari pencemaran, tetapi spesies eksotis ini dapat digolongkan sebagai
polutan yang mengancam kehidupan spesies asli. Sering terjadi bahwa spesies
eksotis memangsa spesies asli atau berkompetisi dengan spesies asli untuk
mendapatkan makanan dan tempat untuk berkembang biak.
Pengelolaan Ekosistem Danau Toba
Mengingat
fungsi ekosistem Danau Toba yang sangat beranekaragam, maka diperlukan suatu
strategi pengelolaan yang efisien agar kelestarian ekosistem Danau Toba dapat
tetap dipertahankan sejalan dengan pemanfaatan yang dilakukan untuk berbagai kepentingan.
Untuk menanggulangi tingkat kerusakan alam dan pencemaran
lingkungan di sekitar wilayah Danau Toba diperlukan upaya-upaya nyata dan
serius dari para pihak untuk penyelamatan ekosistemnya melalui :
- pengelolaan dan pengurangan sampah,
- penanganan limbah rumah tangga, hotel dan restauran yang ramah lingkungan,
- pengurangan sedimentasi akibat penggundulan hutan,
- penurunan tingkat pencemaran air akibat penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia (pestisida, herbisida dan fungisida)
- pembuatan peraturan (Peraturan Daerah) terkait dengan larangan membuang minyak dan oli ke Danau Toba,
- perancangan usaha perikanan yang sesuai dengan daya dukungnya penanaman jiwa cinta lingkungan kepada siswa-siswa sekolah SD, SMP dan SLTA serta generasi muda, dan
- penggalangan dan penggalakan program “hijaukan Danau Toba.
Di samping itu masih ada beberapa upaya lainnya yang terkait
dengan penanggulangan pencemaran yaitu berkaitan dengan membangun kebersihan
lingkungan yang baik di sekitar Danau Toba. Seharusnya pola hidup bersih harus menjadi panduan utama bagi
masyarakat yang tinggal dan hidup di sekitar Danau Toba karena semua pasti
menyadari bahwa betapa mahalnya biaya pengobatan penyakit di negara ini dengan
pelayanan kesehatan yang masih belum memadai masyarakat. Hal ini diindikasikan
dengan fenomena “Pengobatan Ponari” yang didatangi oleh beratus-ratus lautan
manusia yang ingin mendapatkan pengobatan murah dengan hasil yang instan.
Pengobatan Ponari ini sehrausnya menjadi cermin bagi pemerintah bahwa pelayanan
kesehatan masyarakat masih jauh dari kondisi yang diinginkan oleh masyarakat.
Pola menjaga kebersihan harus terus dilakukan secara rutin dan
jangan diabaikan begitu saja karena pola hidup bersih harus menjadi kebiasaan
yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bersih lingkungan sebaiknya diawali dengan kebiasaan dari diri
sendiri dan tentunya lingkungan terdekat, yaitu lingkungan keluarga. Kebersihan
sanitasi di lingkungan rumah dan sekitarnya turut berperan penting untuk
pencegahan penyebaran berbagai kuman penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar