Minggu, 23 Juni 2013

Jangan Menimbun Kaleng di dalam Tanah

Jangan Menimbun Kaleng Bekas di dalam Tanah

Forumhijau.com - Iklan layanan masyarakat  3M (Mengubur, Menutup dan Menguras) untuk pencegahan demam berdarah salah satunya menganjurkan menimbun kaleng dan plastik bekas di dalam tanah. Tapi ternyata anjuran ini bisa menimbulkan efek jangka panjang bagi kesehatan. 

Anjuran seperti itu tidak dipikirkan secara komprehensif dampaknya. Untuk sementara waktu kaleng atau plastik ini memang bisa mencegah genangan air, tapi bisa menimbulkan masalah baru lagi.

Kaleng-kaleng dan plastik yang ditimbun dalam tanah ini akan sulit sekali terurai, sehingga memicu terjadinya korosif atau karat. Kaleng yang korosif ini akan mengandung beberapa logam berat yang nantinya bisa terbawa ke dalam air tanah.


Senyawa logam berat seperti magnesium atau kalium dari kaleng yang berkarat tersebut akan turun ke tanah, tergerus oleh air dan mencemari air tanah. Padahal air tanah yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah air tanah permukaan dan bukan air tanah dalam. 


Seperti diketahui bahwa logam-logam berat seperti magnesium atau kalium yang berasal dari kaleng berkarat tersebut umumnya tidak bisa dicerna oleh tubuh dan akan tertimbun, seperti halnya kalium yang bisa mengendap di tulang.


Ketika kaleng-kaleng tersebut ditimbun di dalam tanah, maka ia akan bersentuhan dengan kandungan asam yang terdapat di tanah. Asam-asam tersebut akan bereaksi dengan kaleng dan menimbulkan karat.


Untuk kaleng yang terbuat dari aluminium mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berkarat. Tapi jika kaleng yang biasa, maka waktunya sangat cepat bahkan dalam waktu satu hari kaleng tersebut sudah berkarat.


Lalu bagaimana cara mengatasi masalah sampah kaleng dan plastik bekas?


Cara yang bijak adalah dengan mengumpulkan ke satu tempat lalu diolah. Sekedar saudara tahu, pemulung sampah biasanya sangat senang jika diberikan kaleng-kaleng bekas karena bisa dijual lagi.


Bisa juga dengan cara memanfaatkan kaleng bekas tersebut dikreasikan menjadi sesuatu yang baru semisal menjadi tempat lampu, tergantung kreatifitas saudara. Kalau dalam istilah 3R nya "Reuse".


Kalau di negara-negara lain biasanya kaleng-kaleng tersebut dikumpulkan lalu diolah atau didaur ulang kembali, sehingga tidak menimbulkan masalah baru lagi. Untuk itu harus ada kajian lagi apakah tindakan tersebut efektif atau tidak.

Mahasiswa/i Teknik Lingkungan USU turun kelapangan

MAHASISWA-MAHASISWI TEKNIK LINGKUNGAN '012' UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TURUN KE LAPANGAN MELIHAT CARA PEMBUATAN BIOGAS 
DARI KOTORAN SAPI DI BUKIT SINTANG


Suasana mahasiswa/i teknik lingkungan selama di perjalanan


Denah lokasi kandang sapi di bukit sintang






 Suasana mahasiswa/i Teknik Lingkungan USU ketika
berada di Bukit Sintang



Suasana saat mahasiswa/i teknik lingkungan USU melihat
sapi-sapi di bukit sintang


 foto mahasiswa/i Teknik Lingkungan bersama pengurus
pembuatan biogas dari kotoran sapi
Mahasiswa/i Teknik Lingkungan USU


Kamis, 10 Januari 2013

Pengelolaan Ekosistem Air di Danau Toba

Fakultas Teknik
Teknik Lingkungan
Uninersitas Sumatera Utara

EKOSISTEM AIR DI DANAU TOBA

                                                            
      Latar Belakang
Danau Toba yang merupakan suatu ekosistem air telah banyak mengalami perubahan terutama akibat dari berbagai aktivitas manusia yang terdapat di sekitarnya.





Gambar. Alat-alat transportasi di Danau Toba




Gambar. Pengunjung wisata yang berlibur di Danau Toba



Danau ini merupakan sumber daya air yang mempunyai nilai yang sangat penting ditinjau dari fungsi ekologi, hidrologi serta fungsi ekonomi. Hal ini berkaitan dengan fungsi Danau Toba sebagai habitat berbagai jenis organisme air, sebagai sumber air minum bagi masyarakat sekitarnya, sebagai sumber air untuk kegiatan pertanian dan budi daya perikanan serta untuk menunjang berbagai jenis industri, seperti kebutuhan air untuk industri pembangkit listrik Sigura-gura dan Asahan. Tak kalah pentingnya adalah fungsi Danau Toba sebagai kawasan wisata yang sudah terkenal ke mancanegara dan sangat potensial untuk pengembangan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Utara. Kualitas air di danau toba pun dari tahun ketahun mengalami penurunan yang sangat drastis.

 Kasus
            Permasalahan utama yang dialami ekosistem Danau Toba terutama adalah penurunan kualitas air sebagai akibat dari berbagai limbah yang dibuang ke dalam danau sehingga menimbulkan pencemaran, seperti limbah domestik/perhotelan, limbah pertanian, limbah dari budidaya perikanan di dalam jaring apung, serta limbah minyak yang berasal dari aktivitas transportasi air. Hal ini terutama dapat dilihat di kawasan sekitar Parapat, Haranggaol, Balige, dan Tongging. Selain itu terjadi perusakan kawasan hutan, berupa penebangan hutan untuk berbagai keperluan di sekitar danau  yang menyebabkan terjadinya fluktuasi aliran air yang masuk ke dalam danau serta terjadinya erosi dan peningkatan sedimentasi.
Gambar 1. Penebangan hutan

Pemanfaatan Danau Toba sebagai tempat budidaya ikan sistem jaring apung merupakan salah satu pemanfaatan perairan Danau Toba bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Akibat dari rendahnya pengelolaan yang dilakukan serta perkembangan budidaya ikan sistem jaring apung yang sangat pesat di Danau Toba
Gambar 2. Jaring apung

Pemanfaatan air Danau Toba yang sangat beragam yaitu sebagai sumber air bersih bagi masyarakat sekitar, sebagai tempat kegiatan penangkapan ikan dan budidaya ikan dalam keramba jaring apung, kegiatan transportasi air, pariwisata, sebagai sumber air untuk pembangkit listrik di daerah hilir, di satu sisi membutuhkan kualitas air danau yang baik serta memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Sebaliknya Danau Toba juga digunakan sebagai tempat membuang berbagai jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertanian di sekitar kawasan Danau Toba, limbah domestik dari permukiman dan perhotelan, limbah nutrisi dari sisa pakan ikan yang tidak habis dikonsumsi oleh ikan yang dibudidayakan, limbah dari pariwisata dan transportasi air. Apabila proses pencemaran terus berlanjut tanpa ada upaya-upaya untuk meminimalkan pencemaran yang terjadi, maka beban ekosistem Danau Toba akan semakin berat dan pada akhirnya akan merugikan semua pihak yang berkepentingan. Secara kasat mata di beberapa kawasan Danau Toba kita sudah bisa melihat tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan air terutama jenis eceng gondok yang telah menutupi lapisan permukaan danau. Hal ini terjadi akibat proses eutrofikasi (pengayaharaan) yang merupakan suatu gejala peningkatan unsur hara, terutama fosfor dan nitrogen di suatu ekosistem air. Unsur hara tersebut terutama berasal dari limbah cair yang dibuang ke suatu ekosistem air secara terus menerus sehingga terakumulasi dalam jumlah yang banyak. Peningkatan unsur hara tersebut akan meningkatkan proses pertumbuhan berbagai jenis tumbuhan air yang sangat cepat sehingga terjadi ledakan populasi vegetasi yang sering disebut sebagai blooming. Biomassa dari vegetasi ini setelah mati akan mengalami proses pembusukan/dekomposisi yang dilakukan oleh bakteri dan berlangsung secara aerob, artinya proses tersebut membutuhkan ketersediaan oksigen terlarut di dalam air. Akibat proses dekomposisi tersebut kandungan oksigen terlarut akan semakin sedikit, bahkan apabila proses tersebut terus berlangsung dapat menimbulkan kondisi anaerob karena kandungan oksigen terlarut sudah sangat sedikit. Dalam kondisi tidak tersedia oksigen terlarut, proses penguraian akan berjalan secara anaerob yang menghasilkan berbagai senyawa yang bersifat toksik dan menimbulkan bau yang busuk. Bahaya potensial yang tidak kalah pentingnya yang mengancam spesiesspesies asli di ekosistem Danau Toba adalah masuknya spesies pendatang yang disebut sebagai spesies eksotis, baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Meskipun spesies pendatang bukan akibat dari pencemaran, tetapi spesies eksotis ini dapat digolongkan sebagai polutan yang mengancam kehidupan spesies asli. Sering terjadi bahwa spesies eksotis memangsa spesies asli atau berkompetisi dengan spesies asli untuk mendapatkan makanan dan tempat untuk berkembang biak.

Pengelolaan Ekosistem Danau Toba                                                              
            Mengingat fungsi ekosistem Danau Toba yang sangat beranekaragam, maka diperlukan suatu strategi pengelolaan yang efisien agar kelestarian ekosistem Danau Toba dapat tetap dipertahankan sejalan dengan pemanfaatan yang dilakukan untuk berbagai kepentingan.
Untuk menanggulangi tingkat kerusakan alam dan pencemaran lingkungan di sekitar wilayah Danau Toba diperlukan upaya-upaya nyata dan serius dari para pihak untuk penyelamatan ekosistemnya melalui :
  •  pengelolaan dan pengurangan sampah,
  •  penanganan limbah rumah tangga, hotel dan restauran yang ramah lingkungan,
  • pengurangan sedimentasi akibat penggundulan hutan,
  • penurunan tingkat pencemaran air akibat penggunaan pupuk dan obat-obatan            kimia (pestisida, herbisida dan fungisida)
  • pembuatan peraturan (Peraturan Daerah) terkait dengan larangan membuang minyak dan oli ke Danau Toba, 
  • perancangan usaha perikanan yang sesuai dengan daya dukungnya penanaman jiwa cinta lingkungan kepada siswa-siswa sekolah SD, SMP dan SLTA serta generasi muda, dan
  • penggalangan dan penggalakan program “hijaukan Danau Toba.



Di samping itu masih ada beberapa upaya lainnya yang terkait dengan penanggulangan pencemaran yaitu berkaitan dengan membangun kebersihan lingkungan yang baik di sekitar Danau Toba. Seharusnya pola hidup bersih harus menjadi panduan utama bagi masyarakat yang tinggal dan hidup di sekitar Danau Toba karena semua pasti menyadari bahwa betapa mahalnya biaya pengobatan penyakit di negara ini dengan pelayanan kesehatan yang masih belum memadai masyarakat. Hal ini diindikasikan dengan fenomena “Pengobatan Ponari” yang didatangi oleh beratus-ratus lautan manusia yang ingin mendapatkan pengobatan murah dengan hasil yang instan. Pengobatan Ponari ini sehrausnya menjadi cermin bagi pemerintah bahwa pelayanan kesehatan masyarakat masih jauh dari kondisi yang diinginkan oleh masyarakat.
Pola menjaga kebersihan harus terus dilakukan secara rutin dan jangan diabaikan begitu saja karena pola hidup bersih harus menjadi kebiasaan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bersih lingkungan sebaiknya diawali dengan kebiasaan dari diri sendiri dan tentunya lingkungan terdekat, yaitu lingkungan keluarga. Kebersihan sanitasi di lingkungan rumah dan sekitarnya turut berperan penting untuk pencegahan penyebaran berbagai kuman penyakit.

Selasa, 25 Desember 2012

PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA MENJADI KOMPOS

PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA 
MENJADI KOMPOS

      Di bawah ini adalah salah satu cara yang mungkin dapat mengatasi masalah sampah.Walau mungkin belum maksimal minimal dapat mengurangi masalah sampah. Dengan cara membuat sebuah tong sampah kompos. Yang fungsinya tuk menanggulangi/mengolah sampah organiknya.



Bahan dan Alat :
1. Keranjang sampah yang berlubang
2. karung goni plastic
3. Sekam
4. Kasa nilon
5. Kertas kardus bekas
6. Pupuk kompos (hasil dari sampah rumah tangga)
7. Cetok
8. Sampah rumah tangga
   
Cara kerja :
1. Menyiapkan keranjang. Keranjang yang berlubang tersebut dibagian bawah diberi sekam yang sudah dijahit seperti bantal dengan kain kassa. Sekelilingnya (bagian dalam) dilapisi karung goni bekas dan kertas kardus. Baru kemudian dimasukkan kompos (jumlahnya kurang lebih 8 kg). Bagian atas juga ditutupi dengan bantalan sekam dan kain tipis.

2. Setelah keranjang, sampah rumah tangga pun siap diolah menjadi kompos. Sampah rumah tangga yang bisa diolah dengan keranjang komposting ini adalah :
o       sayuran baru
o       sisa sayuran basi
o       sisa nasi basi
o       sisa makan pagi, siang atau malam
o       sampah buah (anggur, kulit jeruk, apel, pepaya), kecuali buah berkulit keras.
o       Sampah ikan laut, ikan air tawar atau daging

3.    Cara memasukkan sampah organik tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Pertama, timbunan kompos dalam keranjang digali sehingga terbentuk lubang. Besar lubang tergantung jumlah sampah yang dimasukkan.
  2. Kedua, masukkan sampah rumah tangga ke dalam lubang tersebut (akan lebih baik jika sampah dicacah kecil-kecil terlebih dahulu dan umurnya tidak lebih dari 1 hari).
  3.  Ketiga, sampah tersebut kemudian ditimbun dengan kompos yang ada di sekelilingnya.
  4. Keempat, setelah tertimbun rata, kemudian tutup dengan bantal sekam, tujuannya untuk menyaring gas-gas hasil dekomposisi.
  5. Kelima, kemudian tutup dengan kain, agar lalat tidak dapat bertelur yang nantinya dapat menimbulkan belatung, serta mencegah proses metamorfosis belatung menjadi lalat.
  6. Jika keranjang sudah penuh, hanya 1/3 bagian yang bisa diambil untuk dimatangkan selama kurang lebih 1 bulan. Sisa kompos dalam keranjang bisa dimanfaatkan lagi.


Beberapa hal yang catatan penting :
1. hindari penempatan keranjang dari terik sinar matahari langsung dan hujan
2.   tempatkan keranjang pada tempat teduh
3.   sampah yang dimasukkan harus berumur 1 hari
4.   sampah dalam ukuran besar dicacah terlebih dahulu

Perawatan
1.    cuci kain penutup seminggu sekali
2.    bila kompos kering disiram dengan air bersih sambil diaduk
3.    dalam 3-6 bulan kertas kardus harus diganti.


Selamat mencoba,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,smoga masalah sampah dapat di atasi.








Apa manfaat pengelolaan sampah organik rumah tangga menjadi kompos ?
  • mengurangi volume sampah rumah tangga sehingga yang keluar rumah tinggl 30-40 % saja
  • membantu pemerintah DKI mengatasi masalah persampahan dengan memilah sampah dan mengelola di sumbernya, yaitu di setiap rumahtangga
  • sampah yang dibuang di TPS, TPA, atau di sungai dapat mengakibatkan pencemaran di daratan dan perairan, penyakit, banjir
  • sampah yang dibakar akan memindahkan zat pencemar ke udara. Dengan dibuat kompos, menjadi barang yang bernilai ekonomis, memberi lapangan kerja dan tambahan penghasilan.
  • kompos memperbaiki struktur tanah sehingga membuat tanaman tumbuh lebih subur. Kompos dapat diberikan kapan saja dan berapa saja jumlahnya tanpa khawatir akan merusak tanaman
  • merubah sampah menjadi kompos, mengembalikannya ke bumi dalam bentuk pupuk yang menyuburkan tanaman berarti IBADAH, melaksanakan amanah Allah memelihara bumi !
LUBANG RESAPAN BIOPORI
"MENCEGAH BANJIR DI MUSIM HUJAN"



Hujan turun banjir pun datang, begitulah fenomena yang kini terjadi di beberapa daerah di negri kita ini.  Setiap musim hujan tiba, banyak orang selalu khawatir akan datangnya banjir.  Banjir di musim hujan dan kekeringan air di musim kemarau menjadi masalah yang serius dari tahun ke tahun.

Banjir menjadi agenda tahunan bagi warga yang tinggal didaerah pinggiran sungai.  Namun jangan heran, dataran yang jauh dari sungai pun kini sudah tidak luput dari banjir.  Akhir-akhir ini, banjir tidak lagi terjadi di daerah pinggiran sungai saja, namun banjir terjadi juga di daerah dataran tinggi.  Hal ini terjadi karena tanah sudah kehilangan fungsinya dalam menyerap air, akibat dari maraknya penebangan hutan dan pembangungan gedung dan perumahan yang tidak ramah lingkungan.
Banjir yang melanda perkotaan.


efek buruk yg terjadi apabila pembangunan terus dilakukan.



Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan agar dapat mengurangi banjir tahunan, yaitu:

  • Dengan menanam banyak pepohonan agar air hujan tidak langsung mengalir ke sungai, tetapi tertahan pada akar pepohonan.  Kandungan air pada akar pepohonan akan berfungsi sebagai reservoir di musim kemarau. 


  • Mengolah sampah dengan benar.  Tidak membuang sampah ke sungai atau ke jalanan, juga dapat mengurangi bahaya banjir.  Jika sampah dibuang sembarangan, sampah dapat menyumbat saluran-saluran air yang ada dan mengakibatkan banjir saat hujan datang.




Mencegah banjir dengan membuat sumur resapan adalah cara yang terbaik untuk daerah perkotaan. DKI Jakarta sudah menerapkan kewajiban bagi warganya untuk membuat sumur resapan melalui SK Gubernur DKI nomor 17 Tahun 1992, yang telah dijadikan Perda no. 17/1996, isinya mewajibkan warga Jakarta mebuat sumur resapan.  Namun karena biaya pembuatan yang cukup mahal, maka kebanyakan warga DKI tidak melaksanakan aturan perda tersebut.  Itu salah satu sebab mengapa banjir selalu terjadi dan semakin parah saja setiap tahunnya.

Kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam menanggulangi banjir sangat memegang peranan penting.  Kurangnya kepedulian warga dan lemahnya peran pemerintahan menjalankan peraturan yang ada, memicu masalah banjir semakin buruk dari tahun ke tahun. 

Pembangunan banjir kanal didaerah Timur dan Barat DKI Jakarta diharapkan akan mengurangi terjadinya banjir dimasa mendatang.  Namun pembangunan kanal tersebut tidak menjamin bahwa banjir tidak akan terjadi.  Kepedulian warga tetap memegang peranan penting dalam mencegah banjir.  Tanpa ada partisipasi masyarakat secara luas, banjir sudah dipastikan akan datang kembali.

Salah satu cara terbaru, dengan biaya cukup murah, untuk mengatasi banjir ini adalah dengan mebuat lubang resapan Biopori di dalam tanah.  Biopori sendiri merupakan pori-pori berbentuk lubang (terowongan ) yang terbentuk oleh aktivitas organisme tanah dan pengakaran tanaman.  Aktivitas merekalah yang akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah, dimana rongga-rongga tersebut akan terisi udara yang menjadi saluran air untuk meresap ke dalam tanah. 

Bila lubang-lubang seperti ini dibuat dalam jumlah yang banyak, maka kemampuan dari sebidang tanah untuk meresapkan air akan meningkat. Meningkatnya kemampuan tanah dalam meresapkan air akan memperkecil peluang terjadinya aliran air di permukaan tanah.  Dengan kata lain akan mengurangi banjir yang mungkin akan terjadi.  Karena air dapat diserap langsung ke dalam tanah.

Peningkatan jumlah biopori tersebut dapat dilakukan dengan membuat lubang vertikal kedalam tanah. Lubang-lubang tersebut selanjutnya diisi bahan organik, seperti sampah-sampah organik rumah tangga, potongan rumput dan vegetasi lainnya. 

Bahan organik ini, melalui proses pengomposan, menjadi sumber energi bagi organisme di dalam tanah.  Dengan adanya bahan organik yang cukup, aktifitas mereka didalam tanah akan meningkat.  Dengan meningkatnya aktifitas organisme dalam tanah maka akan semakin banyak rongga-rongga biopori yang terbentuk.

Cara ini boleh dibilang murah dan mudah dibuat dibandingkan dengan membuat sumur resapan yang memerlukan lahan luas dan biaya bahan yang cukup besar.  Lubang Biopori bisa dibuat dimana saja; gedung perkantoran, taman dan kebun, pelataran parkir, halaman rumah terutama disekitar rumah yang berlahan sempit sekalipun, dan juga bisa dibuat di dasar parit.  Dengan alat yang sederhana, pembuatan lubang biopori ini dapat dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga juga. 




CARA MEMBUAT RESAPAN LUBANG BIOPORI


Buat lubang berbentuk silinder secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 cm, dengan kedalaman lubang 80-100cm.  Lubang resapan ini bisa dibuat halam rumah, didasar saluran air (got), batas antara tanam dan teras, atau pada tanah lapang berumput, dimana ada genangan dan aliran air hujan.  Alat pembuat lubang biopori dapat di di Toko Trubus terdekat, seharga Rp. 175.000,-.

Agar pinggiran lubang tidak cepat rusak, bibir lubang diperkuat dengan adonan semen selebar 2-3 cm dengan tinggi 10 cm, disekeliling mulut lubang agar tak cepat rusak terkikis.  Atau memasang pipa paralon diamerter 12cm di bagian atasnya.

Gmbr. Lubang biopori

Masukan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa-sisa tanaman, daun yang terjatuh mengering, potongan rumput dan sampah vegatasi lainnya kedalam lubang tersebut.  Sampah organik ini memancing binatang-binatang kecil seperti cacing atau rayap masuk kedalam lubang dan membuat rongga biopori sebagai saluran-saluran kecil. 

Sampah dalam lubang akan menjadi sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses pengomposan. Sampah yang telah terurai oleh microba ini dikenal sebagai kompos yang dapat dipergunakan sebagai pupuk organik. Melalui proses seperti itu maka lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai alat pembuat kompos.

Tambahkan sampah organik kedalam lubang, karena sampah lambat laun akan menyusut. Setelah lubang dirasakan sudah penuh, kompos bisa diambil untuk dijadikan pupuk tanaman.  Kompos dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman, seperti tanaman hias, sayuran, buah-buahan dan jenis tanaman lainnya.




Silahkan mencoba dirumah anda.  Dengan membuat beberapa lubang kesuburan tanah di rumah anda akan meningkat.  Dengan membuat lubang resapan Biopori, secara langsung anda sudah ikut berpartisipasi dalam mengurangi bahaya banjir di negeri ini.

Kamis, 20 Desember 2012

Teringat

beberapa hari yang lalu, saya bersama saudara-saudara KMK Katholik USU pergi mendaki gunung.
pada waktu itu, hanya 2 orang yang ikut dari stambuk 12 dan selainny yg ikut dari stambuk 07-11.


Kamis, 23 Agustus 2012

PERJUANGAN MASUK TEKNIK LINGKUNGAN


pertama-tama saya mengucapkan syukur kepada Tuhan yang maha esa, karna saya sudah masuk ke fakultas teknik  jurusan teknik lingkungan di USU.

usaha saya untuk masuk teknik yang paling utamanya adalah berdoa dan belajar.

usaha saya untuk masuk teknik ialah dengan cara belajar dengan rutin dan selalu mengulangi pelajaran yang sudah dipelajari waktu SMA.
dan sebelum saya mengikuti ujian snmptn, saya juga mengikuti bimbingan belajar di luar yang tujuannya untuk lebih memperdalam pelajaran yang dipelajari waktu sma.
waktu bimbingan saya juga sering mengikuti TO  untuk melihat dan mengukur seberapa besar kemampuan yang sudah saya terima..
dan stiap TO, waktu itu hasil saya selalu kurang  memuaskan. tapi walaupun begitu saya tetap percaya diri dan selalu tetap optimis untuk belajar lebih giat lagi.
waktu bimbingan saya juga sering diskusi, sehingga pelajaran yang sudah lewat bisa saya ingat lagi.

dan sewaktu ujian snmptn, saya tetap percaya diri kalau saya pasti bisa.

syukurlah waktu snmptn hasil saya lumayan memuaskan dan bisa masuk ke teknik.

sekian dan terima kasih....